Mencoba Kuliner Semarang Dengan Rasa Babat Gongso Yang Melegenda



88KulinerMakan - Terdapat banyak penjual babat gongso serta nasi goreng babat di Semarang. Satu diantaranya Pak Karmin Mberok yang legendaris. Apa sich keistimewaannya? 

Terkecuali bandeng presto serta lumpia, nasi goreng babat serta babat gongso jadi ikon kuliner Semarang. Terdapat beberapa penjual nasgor babat di beberapa pojok kota Semarang. Bahkan juga masih tetap banyak pula penjual gerobakan yang berkeliling-keliling dari kampung ke kampung. Mereka juga banyak yang menggunakan kayu bakar atau arang jadi bahan bakarnya. 

Singgah ke kota Semarang, kesempatan ini dengan tim Jelajah Gizi 2018 Nutricia Sarihusada, detikfood meluangkan diri mencicipi babat gongso serta nasi goreng babat yang enak. Pilihannya, nasi goreng serta babat gongso Pak Karmin Mberok yang legendaris. 

Kiosnya di dekat Kota Lama ini termasuk simpel, cuma warung tenda diisi meja serta kursi makan. Lalu ada satu ruang persegi yang dipakai untuk membuat babat gongso serta nasi goreng babat. 

Walau sederhana tapi pengunjungnya tidak sempat surut, terlebih waktu malam hari. Baik makan ditempat atau dibawa pulang. Karna telah 46 th. berjualan, jadi Pak Karmin telah miliki pelanggan tetaplah. 

Kami memiliki kesempatan berjumpa dengan yang memiliki warung ini yaitu Pak Karmin. Pada kami, pria berumur 68 th. ini sharing narasi masalah makanan yang diraciknya ini. 

" Saya jualan mulai th. 1954 tapi belum juga disini. Bila disini dari th. 1971. Telah lama, " kata Pak Karmin. 

Ia juga menerangkan dulu cuma jual nasi goreng babat serta gongso babat. Tapi saat ini menunya lebih variasi yaitu ditambah nasi goreng ayam serta ayam gongso. 

Baca: Wajib Cobai Sate Kambing Klaten Legendaris Pak Kardjan



Tidak sabar, kami mulai mencicipi nasi goreng babat serta gongso babatnya. Untuk buat nasi goreng babat, pertama babat digongso atau ditumis dengan bumbu berwarna merah kecokelatan lantas ditambahkaan irisan babat lalu baru nasinya. 

Buat seporsi nasi goreng babat lumayan karna nasi betul-betul diaduk sampai bumbunya meresap prima. Terlebih nasi goreng di buat tidak dalam jumlah banyak sekalian. 

Uniknya, walau pembelinya banyak tapi Pak Karmin tetaplah memakai wajan yang ukurannya tidaklah terlalu besar. Dulu untuk buat nasi goreng babat ataupun babat gongso, Pak Karmin memercayakan bara kayu jadi bahan bakar. Tapi saat ini telah ditukar memakai kompor gas. 

Aroma harum dibarengi kepulan asap tidak tebal dari piring nasi goreng semakin menggoda. Benar saja, rasa nasi gorengnya ciri khas seperti nasi-goreng 
Jawa yang berbumbu mlekoh. 

Bumbu bawang merah, bawang putih serta cabe merahnya merasa mantap. Diselingi jejak manis ciri khas kecap manis. Semakin enak dikonsumsi dengan irisan babat sapi yang empuk serta kenyal. 

Babat gongsonya juga tidak kalah enak. Babat sapi yang dibuat dengan bumbu pekat ini sekalipun tidak berbau. Aromanya gurih, ditambah sekali lagi waktu dihidangkan di beri sedikit kuah dengan kata lain nyemek. 

" Gongso itu seperti ditumis, kuahnya sedikit, ada babatnya yang diberi bumbu. Ingin pedas dapat, bila tidak pedas dapat juga. Ingin makan digabung nasi atau dipisah dapat juga. Tinggal katakan, " terang Pak Karmin. 

Pak Karmin yang masih tetap terlihat sehat ini sharing rahasia nikmatnya sajian memiliki bahan babat ini. Untuk buat babat sapi bersih serta tidak berbau, Pak Karmin mencucinya sampai betul-betul bersih lalau merebusnya berjam-jam. 

" Dicuci gunakan air mengalir hingga bersih, mesti air mengalir berulang-kali. Habis itu baru di rebus. Bila babat halus 3 jam, bila babat handuk kasar itu dapat sampai 8 jam, " lanjut Pak Karmin. 

Babat halus adalah babat putih yang telah dikupas kulit luarnya. Sedang babat handuk yaitu babat yang belum juga dikupas jadi masih tetap kehitaman. Spesial dibagian ujung yang memiliki bentuk seperti helaian kain, orang mengatakannya 'babat jarik'. 

Terkecuali langkah bersihkan serta merebusnya, bumbu yang banyak waktu dibuat gongso dapat juga tutup aroma tajam babat. Tidak heran banyak yang menyukai dengan makanan ini. 

Karena sangat ramainya, dalam satu hari warung Pak Karmin ini menggunakan sampai 75 kg babat sapi serta 3 karung beras. 

Menurut Pak Karmin, walau saat ini di Semarang telah banyak restoran baru tapi pengagum nasi goreng babat serta gongso babatnya tidak sempat sepi peminat. Bahkan juga Pak Karmin mengakui sosial media begitu memberi dampak. 

" Terdapat beberapa yang datang tuturnya tau dari sosial media rekannya. Rekannya katakan enak, dia juga penasaran jadi nyoba. Banyak dari Jakarta juga kesini taunya dari sosial media, " pungkas Pak Karmin. 

No comments:

Post a Comment

Adbox

@templatesyard